Model Model Pengembangan Media Pembelajaran

 Model Model Pengembangan Media Pembelajaran

Model pembelajaran merupakan suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran tutorial (Kosassy, 2019). Dalam suatu pembelajaran tentu membutuhkan media pembelajaran. Media pembelajaran adalah alat yang dapat membantu proses belajar mengajar sehingga makna pesan yang disampaikan menjadi lebih jelas dan tujuan pendidikan atau pembelajaran dapat tercapai dengan efektif dan efisien. (Nurrita, 2018)

Berikut penjelasan mengenai model pengembangan media pembelajaran:

    Model Kemp

Pengembangan perangkat model Kemp memberi kesempatan kepada para pengembang untuk dapat memulai dari komponen manapun (Kosassy,2019). Dalam Model Kemp terdapat unsur pengembangan perangkat pembelajaran model Kemp, yakni (a) Identifikasi Masalah Pembelajaran, yang bertujuan mengidentifikasi adanya kesenjangan antara tujuan menurut kurikulum yang berlaku dengan fakta yang terjadi di lapangan. (b) Analisis Siswa, dilakukan untuk mengetahui tingkah laku awal dan karakteristik siswa. (c) Analisis Tugas, dilakukan untuk menrntukan isi suatu pengajaran. (d) Merumuskan Indikator, yang berfungsi mendesain kegiatan pembelajaran. (e) Penyusunan Instrumen Evaluasi, yang berfungsi menilai hasil belajar. (f) Strategi Pembelajaran yang berfungsi unruk mencapai tujuan pembelajaran. (g) Pemilihan Media (h) Pelayanan Pendukung (i) Evaluasi Formatif, yang berfungsi untuk menentukan kelemahan dalam perencanaan pengajaran. (j) Evaluasi Sumatif, berfungsi untuk mengukur tingkat pencapaian tujuan pembelajaran. (k) Revisi Perangkat Pembelajaran, berfungsi untuk mengevaluasi dan memperbaiki rancangan yang dibuat.

Pada dasarnya model Kemp ini adalah model pengembangan yang mengutamakan sebuah alur yang dijadikan pedoman dalam penyusunan perencanaan agar pembelajaran berjalan sesuai. Pedoman dalam penyusunan perencanaan yang digunakan juga cukup baik dari segi unsur yang telah disebutkan. Tetapi model Kemp ini lebih masuk dalam pembelajaran di dalam kelas, sehingga pendidik lebih banyak bermain peran.

    Model Dick-Carey

Model Dick & Carey merupakan model pengembangan yang dikembangkan melalui pendekatan sistem (System Approach). Dick, Carey & Carey mengemukakan model pendekatan sistem sebagai model pengembangan system pembelajaran, termasuk pengembangan media sebagai salah satu komponen pembelajaran (Batubara, 2019).

Sama halnya dengan model Kemp, terdapat 10 komponen sekaligus langkah-langkah dari model pengembangan yang dikemukakan oleh Dick, Carey & Carey (2001: 6) dalam Qoriah, 2017) yakni (1) analisis kebutuhan untuk mengidentifikasi tujuan, (2) analisis instruksional, (3) analisis pembelajar dan konteks, (4) merumuskan tujuan performansi, (5) mengembangkan instrumen penilaian, (6) mengembangkan strategi pembelajaran, (7) mengembangkan dan memilih materi pembelajaran, (8) melakukan evaluasi formatif, (9) melakukan revisi, (10) merancang dan melakukan evaluasi sumatif

Model Dick-Carey memerlukan proses sistematis yang meyeluruh agar menciptakan desain sistem pembelajaran yang optimal dalam mengatasi masalah pembelajaran. Model ini memiliki tahapan yang cukup jelas sehingga lebih efektif dan efisien dan komponen didalamnya cukup kuat. Karena Model Dick-Carey ini memiliki tahapan yang cukup jelas dan banyak sehingga cukup rumit untuk dilakukan.

    Model Four-D

Model pengembangan 4-D (Four-D) merupakan model pengembangan perangkat pembelajaran yang dikembangkan oleh S. Thagarajan, Dorothy S. Semmel, dan Melvyn I. Semmel. Model pengembangan 4-D terdiri atas 4 tahap utama yaitu: (1) define (pembatasan), (2) design (perancangan), (3) develop (pengembangan), dan (4) disseminate (penyebaran); atau diadaptasi menjadi Model 4-P, yaitu pendefinisian, perancangan, pengembangan, dan penyebaran (Kosassy, 2019). 

Tahapan utama model Four-D

  • Tahap Pendefinisian (Define), yang bertujuan utnuk menetapkan dan mendefinisikan syarat-syarat pembelajaran.
  • Tahap Perencanaan (Design), yang bertujuan untuk menyiapkan prototipe perangkat pembelajaran yang akan digunakan.
  • Tahap Pengembangan (Develop), yang bertujuan untuk menghasilkan perangkay pembelajaran yang sudah direvisi.
  • Tahap Penyebaran (Disseminate), yang bertujuan untuk menguji efektivitas penggunaan perangkat pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran.

Model 4D ini tersusun secara lebih terprogram dalam upaya pemecahan masalah yang lebih sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik. Model 4D ini terlihat lebih ringkas dibandingkan dengan model pengembangan perangkat pembelajaran yang lain. Tetapi waktu yang diperlukan cukup lama karena tahapan yang dilalui cukup panjang.

➤ Model ADDIE

Salah satu desain pengembangan bahan ajar yang sering digunakan adalah ADDIE Model melalui 5 tahapan; Analysis, Design, Development, Implementation dan Evaluation. Dalam perkembangan lebih lanjut pengembangan ADDIE Model sering digunakan dalam pengembangan bahan ajar seperti modul, LKS dan buku ajar (Cahyadi, 2019).

Tahapan dari model ADDIE, yakni:

  • Analisis, menganalisis perlunya bahan ajar dalam tujuan pembelajaran.
  • Desain, terdiri dari beberapa pengembangan bahan ajar, seperti penyusunan bahan ajar kontekstual, perancangan skenario pembelajaran, perancangan materi pembelajan dan alat evaluasi belajar.
  • Pengembangan, kegiatan realisasi rancangan produk yaitu bahan ajar.
  • Implementasi, mengimplementasi rancangan bahan ajar yang telah dikembangkan.
  • Evaluasi, proses untuk memberikan nnilai terhadap pengembangan bahan ajar dalam pembelajaran.

Model ADDIE ini memperlihatkan tahapan dasar sistem pembelajaran yang mudah untuk dilakukan. Tahapan pada model ADDIE sistematik dan setiap tahapannya dilakukan evaluasi ataupun revisi sehingga bahan ajar yang dihasilkan  baik. Tetapi model ADDIE ini memerlukan waktu yang cukup lama, karena pada tahapan analisis dilakukan analisis yang cukup banyak seperti, analisis kerja, analisis siswa, analisis fakta dan analisis tujuan pembelajaran. 


Berdasarkan hal tersebut, saya akan menerapkan model 4D dengan alasan yang telah dijelaskan seperti diatas, yakni karena model 4D lebih terprogram dalam upaya pemecahan masalah yang lebih sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik dan terlihat lebih ringkas dibandingkan dengan model pengembangan perangkat pembelajaran yang lain.


Referensi:
Batubara, Hamdan H. (2019). Model Pengembangan Media Pembelajaran Adaptif di Sekolah Dasar. Muallimuna: Jurnal Madrasah Ibtidaiyah. 5(1), 33-46.
Cahyadi, Rahmat A.H. (2019). Pengembangan Bahan Ajar Berbasis ADDIE Model. Halaqa: Islamic Education Journal.
Kosassy, S.O. (2019). Mengulas Model-Model Pengembangan Pembelajaran dan Perangkat Pembelajaran. Pelita Bangsa Pelestari Pancasila, 14(1).
Nurrita, T. (2018). Pengembangan media pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa. MISYKAT Jurnal Ilmu-Ilmu Al-Quran Hadist Syari Ah Dan Tarbiyah, 3(1), 171-210.

Komentar